Makalah PGMI Jenis Jenis Puisi Menurut Isinya

 

Jenis Jenis Puisi Menurut Isinya

Makalah Di Ajukan Sebagai Syarat Mata Kuliah

Bahasa Indonesia

DOSEN PENGAMPU:

TRI PATMI, M. Pd.

 


Disusun Oleh:

JAUHARUL MAKNUN

 

PRODI: PGMI

SEMESTER: II

 

 

 

 

 

SEKOLAH TINGGI ILMU  TARBIYYAH  (STIT-MU) GUMAWANG BELITANG MADANG RAYA OKU TIMUR

Tahun: 2018

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih  lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada  Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan  dalam waktu yang telah di tentukan.

Saya menyadari sekali, di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian  kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya  menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan saya jika ada kritik dan saran  yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah saya di lain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini ( Jenis Jenis Puisi Menurut Isinya ) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

 

 

 

 

Gumawang,  31 Maret 2018

 

 

 Penyusun

   

ii
DAFTAR ISI

                       

Judul……………………………………………………………………………..……..i

Kata pengantar……………………..……………………………………………...…..ii

Daftar isi………………………………………..……………………………………..iii

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang…………………………………………………………………1

B.     Rumusan Masalah…………………………...…………………………….......1

C.     Tujuan Penulisan……………………………...……………………………….1

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Puisi……………………………...……………………..….………2

B.     Jenis jenis Puisi……………………………...………………………………...3

C.     Unsur unsur yang terkandung dalam Puisi…………………………….………7

D.    Perbedaan Puisi lama dengan Puisi baru / Modern………………………..…..8

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN …………………………………………..…………………..10

B.     SARAN……………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………….………………….……...11

 

 

 

 

iii

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Pada saat tahun 70-an puisi sangat digemari para pujangga. Pembuktianya pun ada, contohnya pada zaman dulu ada lagu yang liriknya dari puisi.pada saat masa kejayaan puisi, puisi tidak hanya sebagai ungkapan cinta terhadap lawan jenis tapi juga ada sebagai kritik atas pemeritah, untuk seseorang yang berjasa, atau pun seseorang yang mereka benci. Tapi sekarang puisi tidak terlalu digemari lagi itu dikarenakan perbandingan kemajuan teknologi tidak sebanding dengan pemikiran dan perasaan masyarakat sehingga seseorang lebih mengutamakan keinstanan dari pada suatu perosesnya.

Karena perbandingan tak seimbang tadi sehingga masyarakat terutama para remaja tidak lagi terlalu tertarik kepada puisi, bukan itu saja puisi yang sangat terkenal pun sudah mulai dilupakan. Makin lama masyarakat akan makin lupa tentang puisi seperti :  jenis – jenisnya, setrukturnya, perbedaannya, dan lain-lain.

Untuk itu kami membuat makalah ini berjudul  “puisi” agar kita dapat mengingatnya, mempelajarinya, dan juga memahami perbedaannya, dan strukturnya lebih jelas sehingga kita dapat membuat puisi sendiri. Apa bila kita sudah bisa membuat puisi dan lebih mengerti perbedaan juga strukturnya Sehingga kita generasi baru dapat mempopulerkan puisi kembali.

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian Puisi?

2.      Bagaimanakah Jenis jenis Puisi

3.      Apakah Unsur unsur yang terkandung dalam Puisi?

4.      Bagaimanakah Perbedaan Puisi lama dengan Puisi baru / Modern?

 

C.    Tujuan Penulisan

1.      Agar dapat mengetahui pengertian Puisi

2.      Agar dapat mengetahui Jenis jenis Puisi

3.      Agar dapat mengetahui Unsur unsur yang terkandung dalam Puisi.

4.      Agar dapat mengetahui Perbedaan Puisi lama dengan Puisi baru / Modern.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Puisi

Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan[1].

Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawaa oraang lain kedaalam keaadaan hatinya.

Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.

Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.

Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.

Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering di nyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.

 

 

B.     Jenis-Jenis Puisi

Jenis puisi terdiri dari puisi lama, puisi baru.

1.      Puisi lama

Gurindam, Pantun, Syair, dan Talibun merupakan bagian dari puisi lama. Pengarang karya sastra lama termasuk puisi lama biasanya anonim atau tidak diketahui[2].
Berikut ini adalah contoh puisi lama:

a.       Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang terdiri atas 2 baris, semuanya merupakan isi dan menunjukkan hubungan sebab akibat.

contoh:
Cari olehmu akan sahabat

yang dapat dijadikan obat


Cari olehmu akan guru

yang mampu memberi ilmu


Cari olehmu akan kawan

yang berbudi serta setiawan


Cari olehmu akan abdi

yang terampil serta berbudi

 

b.      Pantun
merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas 4 baris,bersajak ab-ab atau aa-aa. Dua baris petama sampiran ,dua baris terakhir adalah isi.

Contoh :

Kayu cendana di atas batu

Sudah di ikat dibawa pulang

Adat dunia memang begitu

Benda yang buruk memang terbuang

 

c.       Karmina

Karmina atau pantun kilat adalah pantun yang terdiri atas 2 baris ,baris pertama sampiran,baris kedua berupa isi dengan pola sajak aa.

Contoh :

Sudah gaharu cendana pula

Sudah tau masih bertanya pula

 

d.      Seloka

Seloka adalah puisi lama berbentuk pantun atau syair yang berisi senda gurau, sindiran atau ejekan.

Contoh :

Sudah bertemu kasih sayang

Duduk terkurung malam siang

Hingga setapak tiada renggang

Tulang sendi habis berguncang

 

e.       Syair

Syair adalah puisi lama yang terdiri atas 4 baris ,bersajak aa-aa , keempat baris tersebut mengandung arti dan maksud penyair.

Contoh :

Setelah di dengar raja bestari

Murka baginda tiada berperi

Pedang terhunus baginda sendiri

Permaisuri tua menegangkan diri

 

f.        Talibun

Talibun adalah puisi lama seperti pantun , tetapi lebih dari empat baris ( 6-20 baris ), berirama abc-abc , abcd-abcd ,abcde-abcde , begitu seterusnya.

Contoh :

Kalau anak pergi ke pekan

Yu beli belanak beli

Ikan panjang beli dahulu

Kalau nak pergi berjalan

Ibu cari sanak pun cari

Induk senang cari dahulu

 

2.      Puisi Modern

Puisi baru disebut puisi modern. Bentuk puisi baru lebih bebas daripada puisi lama. Kalau puisi lama sangat terikat pada aturan-aturan yang ketat, puisi baru lebih bebas. Meskipun demikian, hakikat puisi tetap dipertahankan seperti rima, irama, pilihan kata, dll[3].

Di tinjau dari kebebasannya , puisi mempunyai cirri-ciri tertentu.

a.       Pemadatan bahasa

Contoh :

Rasa cemburu seseorang karena dikhianati sang kekasih

Membuatnya tidak bisa mengontrol emosinya

 

Rantaian kata di atas dapat didapatkan dalam satu kata seperti marah , benci , atau cemburu.

 

b.      Pemilihan kata khas atau kata berlammbang.

Menggunakan kata-kata tertentu untuk melambangkan sesuatu yang mirif sifatnya .

Contoh :

Bunga melambangkan kecantikan gadis

Api melambangkan kemarahan

Baja melambangkan kekuatan

 

c.        Kata konkret

Mengggambarkan sesuatu secara konkret.

Contoh :

Kuku besi untuk mengkonkretkan kaki kuda yang bersepatu besi.

Kulit bumi untuk mengkonkretkan kuda yang menampaki jalan tidak beraspal.

 

d.       Pengimajian

Pengimajian adalah penggambaran sesuatu seolah –olah dapat dilihat oleh pembaca.

Contoh :

Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun karena angin pada kemuning.

 

Penyair menciptakan ungkapan imaji auditif (pendengaran) sehingga pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti yang di gambarkan oleh penyair.

 

e.       Irama (ritme)

Irama berhubungan dengan pengulangan bunyi , kata, frase, dan kalimat.

Contoh :

Pagiku hilang / sudah melayang

Hari mudaku/ telah pergi

Kini petang / datang membayang

Batang usiaku/ sudah tinggi

(menyesal, Ali Hasjmy)

f.        Tata Puisi

Puisi yang di tulis menampilkan sebuah gambaran yang dapat mewakili maksud tertentu.

 

 

 

 

 

C.    Unsur-unsur yang terkandung di dalam puisi.

1.      Tema puisi

Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema dapat berupa masalah perjuangan, kepahlawanan , kekecewaan , kemunafikan, penderitaan , percintaan, keagamaan , dan lain-lain.

Contoh :

Sepi di luar , sepi menekan mendesak

Lurus kaku pohonan ,tak bergerak

Sampai ke puncak, sepi memanggut

Segala menanti , menanti, menanti.

(Deru Campur Debu, Chairil Anwar)

Tema puisi tersebut adalah perasaan seseorang , hal tersebut di ungkapkan dengan pohon yang lurus kaku ,tidak bergerak sampai ke puncak. Puisi tersebut juga menggambarkan perasaan sepi yang dirasakan seseorang sewaktu menantikan sesuatu, tetapi penantian yang tidak kunjung datang.

 

2.      Suasana Puisi

Suasana puisi ialah suasana yang menyertai kejadian , peristiwa, atau hal lain yang di ungkapkan dalam puisi . misalnya suasana gembira , bahagia, sedih, haru, kecewa, dan lain-lain.

Contoh :

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucap

Kayu kepada api yang menjadikannya abu

 

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan syarat yang tak sempat disampaikan

Awan kepada hujan yang menjadikanya tiada

( Sapardi Djoko Damono )

Suasana dalam puisi tersebut adalah haru dan romantis. Terlihat dalam bait pertama dan bait kedua pada larik pertama , yaitu menginginkan cinta itu melalui proses.

 

3.       Amanat Puisi

Amanat puisi adalah pesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi.

Contoh :

Dari Seorang Guru Kepada Murid-muridnya

Adakah yang kupunya anak-anaku

Selain buku-buku dan sedikit ilmu

Sumber pengabdianku kepadamu

 

Kalau hari minggu engkau datang ke rumahku

Aku takut anak-anaku

Kursi-kursi tua yang disana

Dan meja tulis sederhana

 

Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya

Semua kepadamu akan bercerita

Tentang hidupku di rumah tangga

(Hartoyo Andangjaya)

Tema puisi di atas adalah kritik social terhadap pemerintah yang tidak memperhatikan nasib guru . puisi tersebut mengandung amanat sebagai berikut.

a.       Perbaikilah nasib guru.

b.      Hormatilah guru yang hidup menderita ,tetapi tetap berbakti dengan semangat.

c.       Jangan menilai guru dari harta materi , tetapi dari keseluruhan martabatnya.

 

 

D.    Perbedaan dan Persamaan Puisi Lama dengan Puisi Baru /Modern.

1.      Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Modern

a.       Puisi Lama terikat pada aturan tata bahasa sedangkan puisi baru tidak terikat pad aturan apapun.

b.      Puisi Lama tidak menyebutkan nama pengarang sedangkan puisi baru nama perengarang disebutkan.

c.       Puisi Lama dibicarakan dari mulut ke mulut sedangkan puisi baru didistribusikan dalam sebuah buku.

d.      Puisi baru lebih bebas dari pada puisi Lama, karena puisi lama biasanya menggunakan pola 444.

e.       Puisi Lama terikat pada rima sedangkan puisi baru tidak.

 

2.      Persamaan Puisi Lama dan Puisi Baru yaitu:

a.       Sama-sama sebagai sarana mengungkapkan perasaan.

b.      Sama-sama mempunyai makna dan arti tertentu.

 

 

 

 


 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Puisi merupakan karya seni yang tidak memiliki tolak ukur untuk menggekspresikan sesuatu yang ada dihati dan perasaan seorang pembuatnya. Puisi juga dapat membangun semangat bagi yang membaca dan mendengarkan puisi tersebut dan dapat membangun kepercayaan diri.

Puisi terbagi dari dua bagian antara lain :

1.      Puisi lama

2.      Puisi baru

 

B.     Saran

Demikianlah makalah Jenis jenis Puisi serta Isinya ini kami buat, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritikan dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Agni, Binar. 2009. Sastra Indonesia Lengkap. Jakarta: Hi-Fest Publishing.

Arifin, Zaenal E. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akedemika Pressindo.

Calzoum Bachri, S. 1981. “O”, dalam “O, Amuk, Kapak” (Kumpulan Puisi).

Sinar Harapan. Jakarta.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media Presinfo.

Jassin, H.B. 1982. Angkatan 66 Prosa dan Puisi. Jakarta: Gunung Agung.

Junaedi, Uned. 2010. Materi Penting Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Ciamis:

Mekar Mandiri.

Mahayana, Maman S. 2007. Ekstrinsikalitas Sastra Indonesia. Jakarta:PT. Raja

Grafindo persada.

Pradopo, R.D. 1993. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Purba, Antilan. 2001. Sastra Indonesia Kontemporer. USU Press. Medan.



[1] Antilan Purba. 2001. Sastra Indonesia Kontemporer. USU Press. Medan.

 

[2] Ibid hal. 43

[3] Maman S, Mahayana. 2007. Ekstrinsikalitas Sastra Indonesia. Jakarta:PT. Raja Grafindo persada.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PGMI Lupa dan Transfer Belajar Psikologi Pendidikan

Makalah PGMI Masa Pembinaan Pendidikan Islam

MAKALAH PGMI Tata Pembentukan Kata Bahasa Indonesia MI